Ikut berbagi cerita mas.
Dari 2 tahun lalu saya mengalami masalah keuangan yang boleh di bilang benar benar benar amblek dan bikin nyesek. Punya usaha krupuk singkong balado awalnya naik, sales, setoran, penjualan lancar sampai akhirnya pingin nambah modal dan utang bank - biar pun judulnya pinjaman UKM tetep aja ada bunganya hihihi......
Gak lama terima duit tau tau minyak goreng, minyak tanah naik setinggi langit, biaya produksi naik drastis, harga mau di naikin sales pada gak mau. Akhirnya pelan pelan SUKSES GULUNG TIKAR
Gak kapok.
Dapat tawaran pinjaman UKM limit dinaikkan, akhirnya buka ternak bebek bareng teman suami
Awalnya mulus lancar jaya. Bertahan 6 bulanan kayaknya akhirnya Sukses juga, Sukses kena flu burung. Nangis guling guling.
Dari 2 bisnis meninggalkan hutang bank.
Sampai akhirnya parah parahnya mulai 2 tahun lalu. Makan tahu tempe sambel.
Dan yang paling sedih saat emak nyuruh pulang ke jawa... Blas gak punya sangu (ongkos) sama sekali. Sampai akhirnya saya dan suami mutusin jual Rumah.
Dan Rumah itu udah banyak dilihat orang tapi harganya belum ada yang cocok.
Sampai akhirnya sebelum bulan puasa tahun 2016, Saya banyak ikut grup grup motivasi banyakin ngaji, sholat dan pasrah, fokus doa nya. Tiap selesai sholat, doa ku :
" Ya Allah mbuh piye cara ne, aku lebaran tahun ini ( lebaran 2016) aku mau pulang.
Aku mau ketemu ibu, aku mau sowan ke ibu secara langsung, gak cuma lewat telepon.
Aku percaya Allah Maha Kaya, Maha Segalanya. Entah sangu dari mana pasti aku akan dapat.
Saat puasa sudah berjalan 13 hari. Datang ke Rumahku, pak haji yang lihat rumah
Tapi beliau gak bilang cocok atau gaknya, cuma bilang Makasih ya mbak lanjut pulang.
Dalam hati " ilang harapan ku "
Aku ingat lagi " jangan pernah berharap pada manusia, tapi berharaplah pada Allah "
Doa makin aku kencengin yang isinya sama " pokok e pingin mulih kampung sowan ke emak "
Puasa hari ke 17 pak haji datang lagi.
Dan lagi lagi gak ngomong apa pun, cuma bilang " terima kasih dan pamit pulang "
Puasa hari ke 18 " anak buah pak haji telpon suami dan bilang " nanti malam pak haji mau ke rumah dan mau itungan, mau di Dp berapa dulu rumahnya ? "
Bagai di sambar petir siang bolong
" Subhanalloh.... Doaku di kabul kan sama gusti Allah "
Puasa dapat 25 hari pak haji ngasih Dp rumah dan saat itu pula langsung sujud syukur dan telpon emak ngasih kabar klo lebaran aku akan pulang. Emak langsung nangis di telpon.
( karena udah 4 tahun, saya gak pulang lebaran, karena kondisi keuangan yang benar benar pailit).
Setelah saya baca buku Kembali ke titik nol.
Saya semakin sadar, terbuka - Duit Riba gak ada enak nya
Sekarang Alhamdulillah, Hutang hutang bank Riba udah banyak yang lunas dari duit penjualan rumah. Dan Alhamdulillah lagi sekarang udah bisa beli rumah lagi tanpa bunga bank, biar pun lokasi nya di gunung. heee.....
Ya Allah....
Nangis saya mas nulis ini
Jadi inget saat emak girang banget, tau anak nya mau pulang lebaran.
Dan inilah kisah do'a do'a yang dikabulkan.
Dari 2 tahun lalu saya mengalami masalah keuangan yang boleh di bilang benar benar benar amblek dan bikin nyesek. Punya usaha krupuk singkong balado awalnya naik, sales, setoran, penjualan lancar sampai akhirnya pingin nambah modal dan utang bank - biar pun judulnya pinjaman UKM tetep aja ada bunganya hihihi......
Gak lama terima duit tau tau minyak goreng, minyak tanah naik setinggi langit, biaya produksi naik drastis, harga mau di naikin sales pada gak mau. Akhirnya pelan pelan SUKSES GULUNG TIKAR
Gak kapok.
Dapat tawaran pinjaman UKM limit dinaikkan, akhirnya buka ternak bebek bareng teman suami
Awalnya mulus lancar jaya. Bertahan 6 bulanan kayaknya akhirnya Sukses juga, Sukses kena flu burung. Nangis guling guling.
Dari 2 bisnis meninggalkan hutang bank.
Sampai akhirnya parah parahnya mulai 2 tahun lalu. Makan tahu tempe sambel.
Dan yang paling sedih saat emak nyuruh pulang ke jawa... Blas gak punya sangu (ongkos) sama sekali. Sampai akhirnya saya dan suami mutusin jual Rumah.
Dan Rumah itu udah banyak dilihat orang tapi harganya belum ada yang cocok.
Sampai akhirnya sebelum bulan puasa tahun 2016, Saya banyak ikut grup grup motivasi banyakin ngaji, sholat dan pasrah, fokus doa nya. Tiap selesai sholat, doa ku :
" Ya Allah mbuh piye cara ne, aku lebaran tahun ini ( lebaran 2016) aku mau pulang.
Aku mau ketemu ibu, aku mau sowan ke ibu secara langsung, gak cuma lewat telepon.
Aku percaya Allah Maha Kaya, Maha Segalanya. Entah sangu dari mana pasti aku akan dapat.
Saat puasa sudah berjalan 13 hari. Datang ke Rumahku, pak haji yang lihat rumah
Tapi beliau gak bilang cocok atau gaknya, cuma bilang Makasih ya mbak lanjut pulang.
Dalam hati " ilang harapan ku "
Aku ingat lagi " jangan pernah berharap pada manusia, tapi berharaplah pada Allah "
Doa makin aku kencengin yang isinya sama " pokok e pingin mulih kampung sowan ke emak "
Puasa hari ke 17 pak haji datang lagi.
Dan lagi lagi gak ngomong apa pun, cuma bilang " terima kasih dan pamit pulang "
Puasa hari ke 18 " anak buah pak haji telpon suami dan bilang " nanti malam pak haji mau ke rumah dan mau itungan, mau di Dp berapa dulu rumahnya ? "
Bagai di sambar petir siang bolong
" Subhanalloh.... Doaku di kabul kan sama gusti Allah "
Puasa dapat 25 hari pak haji ngasih Dp rumah dan saat itu pula langsung sujud syukur dan telpon emak ngasih kabar klo lebaran aku akan pulang. Emak langsung nangis di telpon.
( karena udah 4 tahun, saya gak pulang lebaran, karena kondisi keuangan yang benar benar pailit).
Setelah saya baca buku Kembali ke titik nol.
Saya semakin sadar, terbuka - Duit Riba gak ada enak nya
Sekarang Alhamdulillah, Hutang hutang bank Riba udah banyak yang lunas dari duit penjualan rumah. Dan Alhamdulillah lagi sekarang udah bisa beli rumah lagi tanpa bunga bank, biar pun lokasi nya di gunung. heee.....
Ya Allah....
Nangis saya mas nulis ini
Jadi inget saat emak girang banget, tau anak nya mau pulang lebaran.
Dan inilah kisah do'a do'a yang dikabulkan.
Ingin berbagi kesyukuran semoga bisa
diambil hikmahnya.
Suatu saat terasa jenuh bekerja di suatu tempat. Mau pindah ga dikasih, mau berhenti sampe sekarang ga berani hehe. Kondisi saat itu Alhamdulillah kami sudah membiasakan dhuha, rezeki walau belum bisa beli keinginan tersier seperti rekan2 kerja Alhamdulillah cukup untuk sehari2 sehingga kami berusaha mnjaga diri dari penghasilan yang menurut kami abu2, belum bisa mengabulkan harapan ortu uutuk diberangkatkan haji dan umroh, meski kami berdua tentu saja ingin tapi mengingat usia maka kami prioritaskan untuk ortu. Meski klo dihitung2 terasa mustahil untuk memenuhi semua itu Insya Allah kami tetap berdoa dan yakin suatu saat terkabul dan walau sangaat kecil kami membuka tabungan haji.
Rindu untuk belajar di kelas lagi. Akhirnya kami berdua suami ikut tes beasiswa kuliah lagi. Alhamdulillah berdua diterima. Namun keraguan menghinggapi suami untuk mengambil beasiswa karena biaya hidup di kota besar lebih besar dan beberapa penghasilan akan hilang padahal itu alokasi untuk membantu ortu dan adik2 setiap bulan. belum lagi biaya mutasi keluarga, beberapa hal yang wajib dibeli, beserta biaya anak2 masuk sekolah di tempat baru. Oh ya saya juga akan segera melahirkan. Setelah dihitung2 tabungan hanya mencukupi sebagian. Entah bagamana kedepannya. Ada beberapa rencana penerimaan namun belum pasti waktunya sementara kami berusaha tidak berhutang. padahal kuliah lagi sayang untuk dilewatkn. kami berprinsip ilmu lebih utama dari jabatan dan harta. Harta dan jabatan akan hilang sementara ilmu akan kekal. Harta kita yang jaga sementara ilmu yang menjaga kita. Akhirnya Bismillah kami sepakat ambil rezeki yang diberi Allah sementara yang hilang kami berdoa diberi ganti yang lebih baik. dalam kesempitan tersebut saya juga memaksakan diri mengeluarkn sedekah rutin sebagian dari gaji.
Singkat cerita untuk awalnya memang tidak mudah walau sungguh banyak kemudahan diberi Allah dan taraa...Subhanallah Alhamdulillah Allah memberi rezeki dari jalan tak disangka2 lewat suami berkali2 lipat dari penghasilan yang lepas. Ketika pertama kali menerimanya kaget. seorang bayi yang dinanti lahir, anak2 yang soleh sehat dan cerdas Alhamdulillah. segala rencana berjalan lancar hingga kami Insya Allah dicukupkan untuk memberangkatkan ortu dan kami suami istri ke tanah suci untuk umroh bareng dan haji, juga membeli sst yang menurut kami dulu tersier namun memang kami butuhkn sekarang. Hal menurut hitung2an dulu berapapun kami hematnya menabung tidak mungkin. Tentu ada sedikit ujian dan doa yang blm dikabulkan tapi Insya Allah tidak menghalangi kami untuk bersabar dan bersyukur.
Melihat ibroh kejadian tersebut saya lebih berusaha lagi bersyukur dengan menambah sedekah rutin baik jumlah nominalnya maupun penerimanya dalam lapang dan sempit, menjaga dhuha, mengkonsistenkan doa. Kadang malu untuk terus meminta kepada Allah setelah begitu banyaknya karunia namun ternyta kisahnya ulama dahulu kehilangan sebelah sandal atau mencari peniti pun akan meminta pada Allah. Dan Allah Maha Besar dan Kaya sehingga tak ada doa apapun yang menjadi terlalu besar atau sulit bagi Allah. Dan Allah menyukai kita meminta pada-Nya.
Meski hanya untuk hal2 yang remeh apalagi yang mustahil bagi kita.
Suatu saat terasa jenuh bekerja di suatu tempat. Mau pindah ga dikasih, mau berhenti sampe sekarang ga berani hehe. Kondisi saat itu Alhamdulillah kami sudah membiasakan dhuha, rezeki walau belum bisa beli keinginan tersier seperti rekan2 kerja Alhamdulillah cukup untuk sehari2 sehingga kami berusaha mnjaga diri dari penghasilan yang menurut kami abu2, belum bisa mengabulkan harapan ortu uutuk diberangkatkan haji dan umroh, meski kami berdua tentu saja ingin tapi mengingat usia maka kami prioritaskan untuk ortu. Meski klo dihitung2 terasa mustahil untuk memenuhi semua itu Insya Allah kami tetap berdoa dan yakin suatu saat terkabul dan walau sangaat kecil kami membuka tabungan haji.
Rindu untuk belajar di kelas lagi. Akhirnya kami berdua suami ikut tes beasiswa kuliah lagi. Alhamdulillah berdua diterima. Namun keraguan menghinggapi suami untuk mengambil beasiswa karena biaya hidup di kota besar lebih besar dan beberapa penghasilan akan hilang padahal itu alokasi untuk membantu ortu dan adik2 setiap bulan. belum lagi biaya mutasi keluarga, beberapa hal yang wajib dibeli, beserta biaya anak2 masuk sekolah di tempat baru. Oh ya saya juga akan segera melahirkan. Setelah dihitung2 tabungan hanya mencukupi sebagian. Entah bagamana kedepannya. Ada beberapa rencana penerimaan namun belum pasti waktunya sementara kami berusaha tidak berhutang. padahal kuliah lagi sayang untuk dilewatkn. kami berprinsip ilmu lebih utama dari jabatan dan harta. Harta dan jabatan akan hilang sementara ilmu akan kekal. Harta kita yang jaga sementara ilmu yang menjaga kita. Akhirnya Bismillah kami sepakat ambil rezeki yang diberi Allah sementara yang hilang kami berdoa diberi ganti yang lebih baik. dalam kesempitan tersebut saya juga memaksakan diri mengeluarkn sedekah rutin sebagian dari gaji.
Singkat cerita untuk awalnya memang tidak mudah walau sungguh banyak kemudahan diberi Allah dan taraa...Subhanallah Alhamdulillah Allah memberi rezeki dari jalan tak disangka2 lewat suami berkali2 lipat dari penghasilan yang lepas. Ketika pertama kali menerimanya kaget. seorang bayi yang dinanti lahir, anak2 yang soleh sehat dan cerdas Alhamdulillah. segala rencana berjalan lancar hingga kami Insya Allah dicukupkan untuk memberangkatkan ortu dan kami suami istri ke tanah suci untuk umroh bareng dan haji, juga membeli sst yang menurut kami dulu tersier namun memang kami butuhkn sekarang. Hal menurut hitung2an dulu berapapun kami hematnya menabung tidak mungkin. Tentu ada sedikit ujian dan doa yang blm dikabulkan tapi Insya Allah tidak menghalangi kami untuk bersabar dan bersyukur.
Melihat ibroh kejadian tersebut saya lebih berusaha lagi bersyukur dengan menambah sedekah rutin baik jumlah nominalnya maupun penerimanya dalam lapang dan sempit, menjaga dhuha, mengkonsistenkan doa. Kadang malu untuk terus meminta kepada Allah setelah begitu banyaknya karunia namun ternyta kisahnya ulama dahulu kehilangan sebelah sandal atau mencari peniti pun akan meminta pada Allah. Dan Allah Maha Besar dan Kaya sehingga tak ada doa apapun yang menjadi terlalu besar atau sulit bagi Allah. Dan Allah menyukai kita meminta pada-Nya.
Meski hanya untuk hal2 yang remeh apalagi yang mustahil bagi kita.
Kejadian ini sekitar 8 tahun yang lalu
ketika anak kedua saya berusia 4 tahun yang katanya terkena DBD. Kata dokter sebagai
pasien terlama karena dirawat selama 14 hari, bahkan ada ketakutan terkena
leukimia karena terus ngedrop. Selama pengobatan tiap diijinkan pulang selalu panasnya tinggi lagi. Sampai disuruh periksa entahlah saya lupa. Dan hasilnya
adalah anak saya ada kelainan tidak bisa mencerna protein dengan baik jadi harus lebih
banyak diberi ikan dan ayam. Putus asa pasti, tidak tega setiap hari diambil darah
dan tiap liat perawat selalu teriak ketakutan. Tak henti2nya berdoa yakin akan
sembuh dan cepat pulang. Entah harus bagaimana lagi akhirnya saya dan suami berdoa
bersama kemudian saling memaafkan semua kesalahan kami, mungkin saja ada hal
sikap atau kata2 suami istri yang tidak diridhoi Alloh SWT. Ajaib atas ijin Alloh
keesokan paginya hasil leb menunjukkan semua baik2 saja dan dinyatakn sehat
juga diijinkan untuk pulang. Luar biasa.
Saya yakin Alloh Maha Baik, setiap doa yang kita panjatkan yakin Alloh kabulkan selama kita tetap berusaha menggapainya.. Aamiin.
Saya yakin Alloh Maha Baik, setiap doa yang kita panjatkan yakin Alloh kabulkan selama kita tetap berusaha menggapainya.. Aamiin.
Selama hidup melewati suka duka
sering mendapat keajaiban dari Allah sekecil apapun itu, semakin membuat saya
percaya bahwa Allah tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan
hamba2-NYA.
Saya seorang anak yatim, bapak saya meninggal saat saya berusia 8 tahun. Setelah bapak meninggal, saya ,mamak dan kedua saudara saya pindah dari Jogja ke Palu sulawesi tengah untuk tinggal dengan budhe saya. Mamak saya tidak memiliki pekerjaan, mamak hanya dirumah untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Kami bersekolah dengan bantuan saudara sambil berusaha untuk mandiri sejak kecil.
Pada tahun 2011 saya sangat bahagia saat mendapat pengumuman SNMPTN (Seleksi nasional masuk kuliah) yang mnyatakan saya lulus di fakultas KIP UNTAD program studi Pendidikan Matematika. Namun disela kebahagiaan itu saya terfikir bagaimana harus membayar uang pendaftaran kurang lebih 4 juta. Saya memiliki waktu kurang lebih 20 hari untuk mendapatkan uang trsebut. Waktu berlalu terasa begitu cepat karna hanya tersisa 3 hari lagi pendaftaran ditutup, saya belum mendapatkan pinjaman walau hanya 100 ribu. Saya mencoba mengikuti Lomba try Out dengan hadiah 2 juta, tapi gagal.
H-2 ( 8 jully 2011) saya pasrah, saya menangis sepanjang hari memikirkan tentang mimpi mamak melihat anaknya memiliki pendidikan yang tinggi. Mimpinya mungkin bagi orang lain itu mimpi yang biasa tapi bagi mamak yang tidak pernah merasakan pendidikan disekolah itu adalah mimpi yang yang sangat besar. Mamak selalu mengatakan "aku ora iso moco ora iso nulis tapi anak2ku kudu sekolah ,dadi wong sukses ojo koyo mamakmu iki golek duwit ae ora iso" .. ya Allah kalo ingat kata2 itu rasanya remuk hatiku.
Memikirkan tentang kakak saya yang tidak melanjutkan kuliah dan menaruh harapan agar saya bisa kuliah semakin membuat saya tertekan.
Saya pasrah. saya hanya bisa brdoa dan memohon pertolongan Allah. Tapi saya sadar bahwa saya tidak sendiri untuk brdoa, mamak bangun disetiap pertengahan malam untuk bersujud bahkan saya bisa mendengar tangisannya dan berdoa sambil terisak isak.
Saya pasrah, jika memang saya tidak bisa kuliah mugkin itulah yang terbaik. Malam hari di H-1, rasanya sudah buntu, yang awalnya pasrah sekarang sudah pasrah tingkat akut. Hanya bisa berdoa memohon yang terbaik, apapun jawaban Allah maka itu yang terbaik itulah yang mamak ajarkan.
Saat sedang asyik curhat kepada Allah, tiba2 seorang sahabat saya datang. Dia memeluk saya, dia mengatakan "put, jangan menyerah bahagiakan mamakmu, kuliah baik2 dan jadi orang sukses" dia ngomong sambil meluk dan tangannya ngasih ke tangan saya diselip amplop. Disitu nangis tambah jadi, saya ga bisa bicara. Saya hanya bisa mngucap Alhamdulillah.. "Makk, anakmu bisa kuliah" , saya tidak tau bagaimna bahagianya mamak saat itu sampe nangis tidak brhenti. Mamak bilang "Gusti Allah ora turu ndok (ndok* panggilan buat saya)
Sampai hari ini saya masih terngiang mengingat bagaimna mamak berdoa untuk saya, mungkin hari itu bukan doa saya yang terijabah tapi doa seorang ibu yang tulus untuk kebahagiaan anak2nya. Tapi apapun itu saya percaya Allah selalu ada untuk hamba2-Nya yang tidak putus berdoa dan hanya brserah diri kepada-NYA.
ALHAMDULILLAH ALHAMDULILLAH
Saya seorang anak yatim, bapak saya meninggal saat saya berusia 8 tahun. Setelah bapak meninggal, saya ,mamak dan kedua saudara saya pindah dari Jogja ke Palu sulawesi tengah untuk tinggal dengan budhe saya. Mamak saya tidak memiliki pekerjaan, mamak hanya dirumah untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Kami bersekolah dengan bantuan saudara sambil berusaha untuk mandiri sejak kecil.
Pada tahun 2011 saya sangat bahagia saat mendapat pengumuman SNMPTN (Seleksi nasional masuk kuliah) yang mnyatakan saya lulus di fakultas KIP UNTAD program studi Pendidikan Matematika. Namun disela kebahagiaan itu saya terfikir bagaimana harus membayar uang pendaftaran kurang lebih 4 juta. Saya memiliki waktu kurang lebih 20 hari untuk mendapatkan uang trsebut. Waktu berlalu terasa begitu cepat karna hanya tersisa 3 hari lagi pendaftaran ditutup, saya belum mendapatkan pinjaman walau hanya 100 ribu. Saya mencoba mengikuti Lomba try Out dengan hadiah 2 juta, tapi gagal.
H-2 ( 8 jully 2011) saya pasrah, saya menangis sepanjang hari memikirkan tentang mimpi mamak melihat anaknya memiliki pendidikan yang tinggi. Mimpinya mungkin bagi orang lain itu mimpi yang biasa tapi bagi mamak yang tidak pernah merasakan pendidikan disekolah itu adalah mimpi yang yang sangat besar. Mamak selalu mengatakan "aku ora iso moco ora iso nulis tapi anak2ku kudu sekolah ,dadi wong sukses ojo koyo mamakmu iki golek duwit ae ora iso" .. ya Allah kalo ingat kata2 itu rasanya remuk hatiku.
Memikirkan tentang kakak saya yang tidak melanjutkan kuliah dan menaruh harapan agar saya bisa kuliah semakin membuat saya tertekan.
Saya pasrah. saya hanya bisa brdoa dan memohon pertolongan Allah. Tapi saya sadar bahwa saya tidak sendiri untuk brdoa, mamak bangun disetiap pertengahan malam untuk bersujud bahkan saya bisa mendengar tangisannya dan berdoa sambil terisak isak.
Saya pasrah, jika memang saya tidak bisa kuliah mugkin itulah yang terbaik. Malam hari di H-1, rasanya sudah buntu, yang awalnya pasrah sekarang sudah pasrah tingkat akut. Hanya bisa berdoa memohon yang terbaik, apapun jawaban Allah maka itu yang terbaik itulah yang mamak ajarkan.
Saat sedang asyik curhat kepada Allah, tiba2 seorang sahabat saya datang. Dia memeluk saya, dia mengatakan "put, jangan menyerah bahagiakan mamakmu, kuliah baik2 dan jadi orang sukses" dia ngomong sambil meluk dan tangannya ngasih ke tangan saya diselip amplop. Disitu nangis tambah jadi, saya ga bisa bicara. Saya hanya bisa mngucap Alhamdulillah.. "Makk, anakmu bisa kuliah" , saya tidak tau bagaimna bahagianya mamak saat itu sampe nangis tidak brhenti. Mamak bilang "Gusti Allah ora turu ndok (ndok* panggilan buat saya)
Sampai hari ini saya masih terngiang mengingat bagaimna mamak berdoa untuk saya, mungkin hari itu bukan doa saya yang terijabah tapi doa seorang ibu yang tulus untuk kebahagiaan anak2nya. Tapi apapun itu saya percaya Allah selalu ada untuk hamba2-Nya yang tidak putus berdoa dan hanya brserah diri kepada-NYA.
ALHAMDULILLAH ALHAMDULILLAH
Kejadiannya 2 tahun yang lalu, saat mau jemput
sekolah, kami dihentikan 2 orang DC, yang meminta untuk datang ke kantor, katanya harus
tandatangan surat perjanjian bayar tunggakan 3 bulan + angsuran bulan depan. Tanpa
curiga, kami datangi kantor adixx. Belum sampai kita duduk, langsung kunci motor diminta paksa
dengan dipepet 4 orang DC. Kaget, spontan saya tidak mau ttd.
Spv " sudah buk....yaa...motor sudah diserahkan dengan sukarela....sambil memalsukan ttd sy. " sukarela....ndasmu...!!" Tapi dalam hati...ya Allah motor ini bakal tak ambil lagi, apapun kondisinya, karena motor ini datang juga karena mukjizat.
Sudah bisa diprediksi betapa kalang kabutnya kita, tanpa motor. Suami pekerjaannya antar jemput anak sekolah dan anak sendiri, saya sndiri terima pesanan nasi & kue.
gak ada motor....waduuh ngeriiii....
Saking paniknya telpon temen2 yang mungkin bisa bantu, sampai2 sholat Dhuhur sama Ashar lewat.
Eeh...ternyata ada teman yang mau pinjamkan motor yang nganggur dirumhnya.
Alhamdulillah....gak terasa hampir 1 bulan dapat motor pinjaman. Menginjak hari ke 32. eh...yang punya motor telpon, motornya minta dibalikin mau dijual untuk ultah anaknya....lemes dengernya.
Ya Allah...begitu pentingkah acara tsb ?
Sampe akhirnya motor dibalikin, pulangnya diantar naik mobilnya.
Nyampe rumah ambil wudhu, langsung ber2 sholat jamaah ( hal yang jarang dilakukan). Setelah selesai, nangis bombaylah kita. Rasanya gak mau beranjak dari sajadah.
Hampir setelah selesai sholat nangis.
Selama 1 minggu cari pinjaman motor, luar biasa sulit. Ada tetangga yang mau pnjamkan, tapi saat mau dipake uutuk kirim pesenan, rumah dikunci rapat. Bahkan pinjam adik kandung, yang jelas2 motor gak dipake...begitu sulitnya.
Ya Allah....begitu menyakitkan kondisi ini. Ya Allah....aku pasrah, aku nyerah sambil nangis.
jadi inget waktu kecil gak diberi uang untuk jajan. Waktu itu tinggal teriak yang kenceng dan pasti nanti diberi. Tapi itu 40 tahun yang lalu.
Ya Allah....sekenceng apa supaya apa yang aku mau dikabulkan ?
Hari ke 9 sejak gak ada motor, ada temen telpon, meminta untuk datang kekantornya.
Besoknya berdua datang menghadap temen di kantornya, yang ternyata pimpinan
di kantor tersebut. Dan menawarkan jasa sebagai pegawai serabutan.
Dan inilah kisah do'a do'a yang dikabulkan.
Baca juga kisah yang lainnya KISAH DO'A DO'A YANG DIKABULKAN Bag.22
Spv " sudah buk....yaa...motor sudah diserahkan dengan sukarela....sambil memalsukan ttd sy. " sukarela....ndasmu...!!" Tapi dalam hati...ya Allah motor ini bakal tak ambil lagi, apapun kondisinya, karena motor ini datang juga karena mukjizat.
Sudah bisa diprediksi betapa kalang kabutnya kita, tanpa motor. Suami pekerjaannya antar jemput anak sekolah dan anak sendiri, saya sndiri terima pesanan nasi & kue.
gak ada motor....waduuh ngeriiii....
Saking paniknya telpon temen2 yang mungkin bisa bantu, sampai2 sholat Dhuhur sama Ashar lewat.
Eeh...ternyata ada teman yang mau pinjamkan motor yang nganggur dirumhnya.
Alhamdulillah....gak terasa hampir 1 bulan dapat motor pinjaman. Menginjak hari ke 32. eh...yang punya motor telpon, motornya minta dibalikin mau dijual untuk ultah anaknya....lemes dengernya.
Ya Allah...begitu pentingkah acara tsb ?
Sampe akhirnya motor dibalikin, pulangnya diantar naik mobilnya.
Nyampe rumah ambil wudhu, langsung ber2 sholat jamaah ( hal yang jarang dilakukan). Setelah selesai, nangis bombaylah kita. Rasanya gak mau beranjak dari sajadah.
Hampir setelah selesai sholat nangis.
Selama 1 minggu cari pinjaman motor, luar biasa sulit. Ada tetangga yang mau pnjamkan, tapi saat mau dipake uutuk kirim pesenan, rumah dikunci rapat. Bahkan pinjam adik kandung, yang jelas2 motor gak dipake...begitu sulitnya.
Ya Allah....begitu menyakitkan kondisi ini. Ya Allah....aku pasrah, aku nyerah sambil nangis.
jadi inget waktu kecil gak diberi uang untuk jajan. Waktu itu tinggal teriak yang kenceng dan pasti nanti diberi. Tapi itu 40 tahun yang lalu.
Ya Allah....sekenceng apa supaya apa yang aku mau dikabulkan ?
Hari ke 9 sejak gak ada motor, ada temen telpon, meminta untuk datang kekantornya.
Besoknya berdua datang menghadap temen di kantornya, yang ternyata pimpinan
di kantor tersebut. Dan menawarkan jasa sebagai pegawai serabutan.
Dan inilah kisah do'a do'a yang dikabulkan.
Baca juga kisah yang lainnya KISAH DO'A DO'A YANG DIKABULKAN Bag.22